M. ZAINI, Direktur LSM Garuda Indonesia NTB
Ditengah
situasi mulai menggeliatnya sektor pariwisata khususnya dikawasan tiga Gili
(Trawangan, Air, dan Meno) pasca mati suri karena terjadinya Gempa dan Pandemi
Covid 19 beberapa tahun lalu, kini muncul permasalahan baru yaitu terkait
pengadaan air bersih untuk mendukung dan menunjang keberlangsungan jalannya
bisnis pariwisata di tiga Gili tersebut. “Beberapa waktu lalu pemerintah daerah
telah menghentikan operasional PT Berkat Air Laut (PT BAL) dari PT Gerbang NTB
Emas (PT. GNE). Padahal selama ini PT BAL yang mendistribusikan air bersih
kepada warga dan masyarakat maupun para pelaku wisata di tiga Gili untuk
pemenuhan kebutuhan dan aktifitas mereka sehari-hari “ ungkap Direktur LSM
Garuda Indonesia, M. Zaini.
M.
Zaini menjelaskan bahwa Memang untuk penyediaan air bersih di Kawasan tiga Gili
tersebut sudah dipenuhi/disuplai oleh PDAM Lombok Utara yang bekerjasama dengan
PT Tiara Citra Nirwana (PT. TCN), namun pemakaian air bersih PDAM sendiri masih
sangat rendah karena PT. TCN sendiri belum memiliki sarana dan prasarana pendukung
yang memadai untuk melakukan distribusi air bersih, selain itu PT TCN juga belum
melakukan operasional walaupun sudah diresmikan oleh wakil Bupati KLU.
Mengingat saat ini kebutuhan air bersih bagi masyarakat dan para Pengusaha
pariwisata di tiga Gili merupakan kebutuhan yang sangat mendesak yang perlu
dipenuhi maka seharusnya PT TCN dan PDAM dapat dengan segera melakukan
operasional untuk memenuhi kebutuhan air bersih di Kawasan tiga Gili tersebut.
Akan
tetapi ada hal mendasar yang yang perlu diperhatikan oleh Pemda KLU terutama
oleh Wakil Bupati yang telah meresmikan PT TCN untuk bekerjasama dengan PDAM
Lombok Utara, bahwa warga masyarakat di tiga Gili menolak keberadaan PT TCN dikarenakan
pada saat melakukan sosialisasi pihak PT TCN menyatakan akan melakukan
pengeboran dari bawah laut untuk aktifitas pemenuhan kebutuhan air bersihnya,
sehingga warga membuat petisi penolakan pembangunan PT TCN yang akan melakukan
pengeboran karena dikhawatirkan akan mengakibatkan kerusakan lingkungan baik di
darat maupun di laut mengingat Perairan Gili masuk kawasan konservasi dan apabila
tetap dipaksakan akan dilakukan pengengeboran maka percuma Gili masuk dalam
kawasan konservasi, dan apabila aktifitas pengeboran yang dilakukan oleh PT TCN
tetap dilakukan maka bukan tidak mungkin perusahaan-perusahaan lain pasti juga
akan melakukan hal yang sama.
Oleh
karena itu Direktur LSM Garuda Indonesia, M Zaini mendesak Pemerintah Kabupaten
Lombok Utara untuk secepatnya mencarikan solusi pemecahan permasalahan terkait
pengadaan air bersih di Kawasan tiga Gili dengan tetap berpegang/berpedoman pada
aturan yang ada dalam memutuskan dan menjalankan kebijakan terutama pada saat
melakukan kerjasama dengan stake Holder swasta. Kemudian melakukan pemeriksaan
dan pengawasan berkala, serta menindak tegas bagi masyarakat maupun perusahaan
yang diduga/terindikasi melakukan pelanggaran dalam pemenuhan kebutuhan air
bersih untuk aktivitasnya di tiga gili (Trawangan, dan Gili Meno).
"Kalau
Pemkab KLU tidak menyikapi ini dengan segera, kami LSM Garuda Indonesia akan
melakukan Aksi besar-besaran di Pemkab KLU," ancam Zaini.
Namun
bukan berarti LSM Garuda Indonesia akan menutup diri dan tidak mau membuka
pintu dialog, justru LSM Garuda Indonesia sangat terbuka apabila diundang untuk
berdialog dan berdiskusi bersama dengan pemkab KLU apabila memang dibutuhkan untuk
mencari solusi penyelesaian terkait permasalahan air bersih di Kawasan tiga
Gili tersebut, “karena pada dasarnya LSM Garuda Indonesia sangat mendukung
sitkamtibmas yang kondusif terlebih di Kawasan pariwisata, sebab situasi yang
aman dan nyaman merupakan urat nadi berkembangnya suatu Kawasan wisata”, tutup
Zaini.
0 Komentar